tag:blogger.com,1999:blog-45781744552938796792024-03-21T17:53:24.173+07:00live is actionaffinhttp://www.blogger.com/profile/12225129149067115575noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-4578174455293879679.post-53369084599850752072011-05-03T15:56:00.006+07:002011-05-03T16:07:40.434+07:00Plasma<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFOTYt1kC9vnLDYbtg0v0Pk8Qm3UzjWt09jSFbVKll9WizOs4PelouAWem85cy-ZLsnlz02pWnV2-nZDNE-ikH-VGnY1Zma2NDJxwKok7gX2ujDcVnNFlVJVjysWepzQS2w9yTmRnOlk0/s1600/untitled11.bmp" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 302px; height: 229px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFOTYt1kC9vnLDYbtg0v0Pk8Qm3UzjWt09jSFbVKll9WizOs4PelouAWem85cy-ZLsnlz02pWnV2-nZDNE-ikH-VGnY1Zma2NDJxwKok7gX2ujDcVnNFlVJVjysWepzQS2w9yTmRnOlk0/s320/untitled11.bmp" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5602413783201227986" /></a><br /><div align="justify">Plasma adalah gas yang terionisasi, artinya gas tersebut sudah kehilangan elektron-elektronnya. Kita tahu bahwa sebuah unsur terdiri atas elektron dan nukleus (yang terdiri atas proton dan neutron). Dalam zat padat, atom-atom terikat satu sama lain membentuk molekul, yang masing-masing terikat dalam suatu ikatan kimia yang kuat. Pada zat cair, molekul-molekul terikat dalam ikatan kimia lemah, dan dalam gas, molekul-molekul terpisah satu sama lain tanpa adanya ikatan kimia.<br />Dalam plasma, unsur-unsur tersebut tidak lagi bersatu membentuk molekul, dan unsur-unsur tersebut kehilangan elektron-elektronnya. Jadi dalam plasma, yang ada adalah sebuah “sup” yang terdiri atas nukleus dan elektron.<br />Karena plasma memiliki banyak elektron bebas, maka plasma dapat menjadi konduktor yang baik sekali. Contoh plasma adalah lampu neon atau display komputer.<a name='more'></a><br />Plasma sifatnya berbeda menurut komposisi partikel-partikel bermuatannya, sehingga plasma seringkali dipandang sebagai fase ke empat dari zat. Fase zat klasik yang sudah kita kenal adalah fase gas, cair, dan padat. Jadi, yang keempat adalah fase plasma.<br />Plasma dapat terjadi secara alamiah, terutama dalam ruang angkasa. Zat-zat yang terdapat di perut bintang (matahari) dan ruang antarbintang, selalu dalam keadaan fase plasma. Lapisan-lapisan bagian dari angkasa planet juga sering berujud plasma. Sebagai contoh, ionosfer juga merupakan lapisan plasma di angkasa bumi kita. Ionosfer biasanya dibagi menjadi dua lapisan.<br /></div>affinhttp://www.blogger.com/profile/12225129149067115575noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4578174455293879679.post-76179921744832610862011-05-03T15:46:00.003+07:002011-05-03T15:55:18.635+07:00<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil02hBteqaCIF3ddyVONA-CFoVZGA2M-kxtfmN9OaHAYC7nFoyMAhg4XuqYN0ET6kZ-ik5w0q-mhAWxSE4AMwLLEWWTjHY8xZlyTF3tuKXTd48TFxETnwV9bhfsuQSSL4_wrnFXKXR5S0/s1600/untitled.bmp" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 180px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil02hBteqaCIF3ddyVONA-CFoVZGA2M-kxtfmN9OaHAYC7nFoyMAhg4XuqYN0ET6kZ-ik5w0q-mhAWxSE4AMwLLEWWTjHY8xZlyTF3tuKXTd48TFxETnwV9bhfsuQSSL4_wrnFXKXR5S0/s320/untitled.bmp" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5602409772283713570" /></a><br /><div align="justify">Insulin diproduksi di pankreas dan dilepaskan ketika salah satu dari beberapa rangsangan terdeteksi. Rangsangan termasuk tertelan protein dan glukosa dalam darah yang dihasilkan dari makanan yang dicerna. Karbohidrat dapat polimer dari gula sederhana atau gula sederhana sendiri. Jika karbohidrat mencakup glukosa maka glukosa akan diserap ke dalam aliran darah dan kadar glukosa darah akan mulai naik.<br />Jika glukosa darah tinggi maka insulin tinggi, insulin akan mensimulasi glukosa menjadi glikogen. Pada tubuh kita glikogen terdapat dalam hati dan otot. Hati berfungsi sebagai tempatpembentukkan glikogen dari glukosa. Apabila kadar glukosa dalam darah berambah, sebagian diubah menjadi glikogen sehingga kadar glukosa dalam darah normal kembali. Sebaliknya apabila kadar glukosa darah menurun, glikogen dalam hati diuraikan menjadi glukosa kembali, sehingga kadar glukosa darah normal normal kembali.<a name='more'></a><br />Pada skema pengendalian glukosa darah , apabila glukosa darah tinggi, pankreas akan menghasilkan insulin yang menstimulasi atau merangsang enzim yang berperan dalam mengubah glukosa menjadi glikogen di dalam hati. Begitu pula sebaliknya apabila glukosa darah rendah pankreas akan menghasilkan glukagon yang akan menstimulasi atau merangsang enzim yang berperan dalam mengubah glikogen menjadi glukosa. Sehingga kadar glukosa darah normal normal kembali.<br /></div>affinhttp://www.blogger.com/profile/12225129149067115575noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4578174455293879679.post-75231003527004601762011-04-27T16:35:00.002+07:002011-04-27T16:44:41.298+07:00Riwayat Alamiah Penyakit PESPlague, disebut juga penyakit pes merupakan infeksi yang disebabkan bakteri Yersinia pestis (Y. pestis) dan ditularkan oleh kutu tikus (flea), Xenopsylla cheopis. Selain jenis kutu tersebut, penyakit ini juga ditularkan oleh kutu jenis lain. Di Indonesia dan negara Asia Tenggara kutu carrier plague adalah Xenophylla astia. Penyakit ini menular lewat gigitan kutu tikus, gigitan atau cakaran binatang yang terinfeksi plague, dan kontak dengan tubuh binatang yang terinfeksi. Kutu yang terinfeksi dapat membawa bakteri ini sampai berbulan-bulan lamanya. Selain itu pada kasus pneumonic plague, penularan terjadi dari dari percikan air liur penderita yang terbawa oleh udara. Jenis-jenis plague dan gejalanya pada manusia, ada 3 jenis penyakit plague yaitu: <a name='more'></a><br />a. Bubonic plague : Masa inkubasi 2-7 hari. Gejalanya kelenjar getah bening yang dekat dengan tempat gigitan binatang/kutu yang terinfeksi akan membengkak berisi cairan (disebut Bubo). Terasa sakit apabila ditekan. Pembengkakan akan terjadi. Gejalanya mirip flu, demam, pusing, menggigil, lemah, benjolan lunak berisi cairan di di tonsil/adenoid (amandel), limpa dan thymus. Bubonic plague jarang menular pada orang lain.<br />b. Septicemic plague : Gejalanya demam, menggigil, pusing, lemah, sakit pada perut, shock, pendarahan di bawah kulit atau organ2 tubuh lainnya, pembekuan darah pada saluran darah, tekanan darah rendah, mual, muntah, organ tubuh tidak bekerja dg baik. Tidak terdapat benjolan pada penderita. Septicemic plague jarang menular pada orang lain. Septicemic plague dapat juga disebabkan Bubonic plague dan Pneumonic plague yang tidak diobati dengan benar.<br />c. Pneumonic plague : Masa inkubasi 1-3 hari. Gejalanya pneumonia (radang paru-paru), napas pendek, sesak napas, batuk, sakit pada dada. Ini adalah penyakit plague yang paling berbahaya dibandingkan jenis lainnya. Pneumonic plague menular lewat udara, bisa juga merupakan infeksi sekunder akibat Bubonic plague dan Septicemic plague yang tidak diobati dengan benar.<br />Pembahasan Riwayat Alamiah Penyakit PES<br />1. Pre patogenesis (Stage of Susceptibility) sebelum manusia sakit<br />Pada tahap ini agen penyakitnya yersinia pestis, sedangkan inang atau penjamu (host) adalah manusia. Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu (manusia) dengan agen atau bibit penyakit (bakteri yersinia pestis), tetapi interaksi ini terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk ke dalam tubuh setelah berinteraksi dengan hewan yang terjangkit (interaksi penyebab, penjamu dan lingkungan terhadap stimulus).<br />1. Pre patogenesis (Stage of Susceptibility) sebelum manusia sakit<br />Pada tahap ini agen penyakitnya yersinia pestis, sedangkan inang atau penjamu (host) adalah manusia. Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu (manusia) dengan agen atau bibit penyakit (bakteri yersinia pestis), tetapi interaksi ini terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk ke dalam tubuh setelah berinteraksi dengan hewan yang terjangkit (interaksi penyebab, penjamu dan lingkungan terhadap stimulus).<br />2. Patogenesis<br />Merupakan reaksi penjamu terhadap stimulus, pada tahap ini bibit penyakit masuk ke tubuh penjamu (host), tetapi gejala-gejala penyakit belum nampak. Hal ini disebabkan karena tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda. Setelah itu terjadi tahap penyakit dini (Stage of Clinical Disease) pada tahap ini penjamu sudah jatuh sakit tetapi masih ringan dan masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari. <br />Mekanisme Patogenesis adalah efek patogen yang dihasilkan oleh unsur penyebab infeksi, dapat terjadi karena mekanisme infeksi yang menetap (infeksi laten). Penyakit pes merupakan infeksi disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis yang berada di pejamu dengan keadaan menimbulkan gejala setelah mengalami infeksi. Seperti timbul papula yaitu benjolan kecil pada kulit, pustula merupakan benjolan permukaan kulit bernanah, karbunkel yaitu bisul, penyebaran daerah kulit petekie yaitu timbulnya bintik merah akibat oendarahan intra dermel atau submokosa, vaskulitis yaitu radang pembuluh darah dan perdarahan karena trombositopenia yang disebabkan jumlah trombosit kurang dari normal.<br />Selanjutnya kesakitan dini yang mulai nampak, berdasarkan aspek klinis dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:<br />1)Tipe Bubonik<br />-Demam > 41◦C<br />-Bubo (perbesaran, radang suparatif kelenjar limfe) daerah inguinal (lipat paha)/ femoral (kaitan femur)/ aksila (ketiak)/ servical (leher) dan takikardi yaitu denyut jantung cepat lebih dari 100 tiap menit.<br />2)Tipe Meningeal<br />- Komplikasi type bubonic tjd pd hr ke 7 –9<br />- Sakit kepala<br />3)Tipe Pneumonik (radang paru)<br />-Lemas<br />-Sakit kepala<br />-Vomotus (mual/muntah)<br />4)Tipe Septikemik<br />-Pucat<br />-Lemas<br />5)Tipe Kutaneal<br />-Papula (penonjolan kecil pada kulit)<br />-Pustula ( Penonjolan permukaan kulit berisi nanah)<br />-Karbunkel (bisul besar, radang pada folikel rambut)<br />Kesakitan lanjutan penyakit PES, meliputi:<br />1)Tipe Bubonik<br />-Kovulsi (kejang) sampai koma<br />-Konstipasi atau diare<br />-Koalgulasi (proses pembekuan) intra vaskular<br />2)Tipe Meningeal<br />-Neck stiffnes (kekakuan leher)<br />-Tanda kernig (otot betis nyeri bila tungkai bawah di luruskan) positif berlanjut dengan konvulsi (kejang) dan koma. <br />3)Tipe Pneumonik<br />-Febris (demam) dan frustasi<br />-Batuk,Sesak nafas<br />-Muntah desertai sputum produktif dan cair<br />- Ganguan Kesadaran<br />4)Tipe Septikemik<br />-Delirium (keadaan eksitasi mental dan motoris pada kesadaran menurun) atau stupor (kesadaran menurun) sampai koma.<br />-Gejala febris (demam)<br />-Kenaikan suhu badan terjadi ringan atau demamnya tidak tinggi <br />5)Tipe Kutaneal<br />-Purpura (perdarahan multipel dalam dalam kulit atau selaput lendir) meluas menjadi nekrotik (Kematian sel atau jaringan akibat kerusakan sel atau jaringan itu sendiri).<br />-Berlanjut menjadi ganggreng (kematian jari diikuti infeksi bakteri dan pembusukan) daerah tungkai dan menimbulkan kehitam‐hitaman (black death. <br />3.Postpatogenesis<br />Tahap akhir penyakit pes pada manusia, meliputi:<br />1)Tipe 1 (Bubonik)<br />-Kegagalan pada jantung<br />-Kematian <br />2)Tipe 2 (Meningeal)<br />-Kematian <br />3)Tipe 3 (Pneumonik)<br />-Meninggal pada hari ke 4 dan 5<br />4)Tipe 4 (Septikemik)<br />-Meninggal pada hari pertama, setelah timbul gejala fibris (demam)<br />5)Tipe 5 (Kutaneal)<br />-Kematianaffinhttp://www.blogger.com/profile/12225129149067115575noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4578174455293879679.post-81867514923662973512011-04-27T16:25:00.001+07:002011-04-27T16:30:17.939+07:00Riwayat Alamiah Penyakit (RAP)Munculnya berbagai macam penyakit disebabkan oleh banyak faktor. Studi RAP yakni Riwayat Alamiah Penyakit mempelajari bagaimana suatu penyakit dapat timbul dan tersebar. Studi ini diduga mempunyai manfaat dalam mengetahui bagaimana pencegahan penyakit yang seharusnya dilakukan.<br />Riwayat Alamiah Penyakit (Natural History of Disease) adalah perkembangan suatu penyakit tanpa adanya campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural. Proses riwayat alamiah suatu penyakit secara umum dapat digolongkan dalam 5 tahap, meliputi: 1) Tahap Pre Patogenesis (Stage of Susceptibility), 2) Tahap Inkubasi (Stage of Presymtomatic Disease),3) Tahap Penyakit Dini (Stage of Clinical Disease), 4) Tahap Penyakit Lanjut, dan 5) Tahap Akhir Penyakit atau suatu penyakit dapat terjadi, mulai dari prepatogenesis, patogenesis, postpatogenesis.<a name='more'></a><br />1. Tahap Pre Patogenesis (Stage of Susceptibility)<br />Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu (host) dengan bibit penyakit, tetapi interaksi ini terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk ke dalam tubuh. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda-tanda penyakit dan daya tahan tubuh penjamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Tahap ini dalam kondisi masih sehat.<br />2. Tahap inkubasi (Stage Of Presymtomatic Disease)<br />Pada tahap ini bibit penyakit masuk ke tubuh penjamu (host), tetapi gejala-gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda bebrapa jam, hari, minggu, bulan sampai bertahun-tahun. Masa inkubasi adalah tenggang waktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit. Misalnya seperti kolera 1-2 hari, yang bersifat menahun misalnya kanker paru, AIDS dan lain-lain. <br />3. Tahap penyakit dini (Stage of Clinical Disease)<br />Tahap ini mulai dihitung dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini penjamu sudah jatuh sakit tetapi masih ringan dan masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari. Bila penyakit segera diobati, mungkin bisa sembuh, tetapi jika tidak, bisa bertambah parah. Hal ini tergantung daya tahan tubuh manusia itu sendiri, seperti gizi, istirahat dan perawatan yang baik di rumah (self care). <br />4. Tahap penyakit lanjut<br />Bila penyakit penjamu bertambah parah, karena tidak diobati/tidak tertangani serta tidak memperhatikan anjuran-anjuran yang diberikan pada penyakit dini, maka penyakit masuk pada tahap lanjut. Penjamu terlihat tak berdaya dan tak sanggup lagi melakukan aktifitas. Tahap ini penjamu memerlukan perawatan (bad rest) dan pengobatan yang intensif.<br />5. Tahap penyakit akhir<br />Tahap akhir ini riwayat alamiah suatu penyakit akan terhenti, dibagi menjadi 5 keadaan :<br />a) Sembuh sempurna : Bentuk dan fungsi tubuh penjamu kembali berfungsi seperti keadaan sebelumnya atau bebas dari penyakit.<br />b) Sembuh tapi cacat : Penyakit penjamu berakhir atau bebas dari penyakit, tapi kesembuhannya tidak sempurna, karena terjadi cacat (fisik, mental maupun sosial) dan sangat tergantung dari serangan penyakit terhadap organ-organ tubuh penjamu.<br />c) Karier : Pada karier perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena gejala penyakit tidak tampak lagi, tetapi dalam tubuh penjamu masih terdapat bibit penyakit, yang pada suatu saat bila daya tahan tubuh penjamu menurun akan dapat kembuh kembali. Keadaan ini tak hanya membahayakan penjamu sendiri, tapi dapat berbahaya terhadap orang lain, karena dapat menjadi sumber penularan penyakit (human reservoir).<br />d) Kronis : Pada tahap ini perjalanan penyakit tampak terhenti, tapi gejala-gejala penyakit tidak berubah. Dengan kata lain tidak bertambah berat maupun ringan. Keadaan ini penjamu masih tetap berada dalam keadaan sakit.<br />e) Meninggal : Apabila keadaan penyakit bertambah parah dan tak dapat diobati lagi, sehingga berhentinya perjalanan penyakit karena penjamu meninggal dunia. Keadaan ini bukanlah keadaan yang diinginkan.affinhttp://www.blogger.com/profile/12225129149067115575noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4578174455293879679.post-47162987836215575542011-04-27T16:04:00.001+07:002011-04-27T16:23:38.475+07:00Pola Gaya Hidup SehatHidup sehat adalah harapan setiap orang. Sehat menurut WHO (1948) adalah secara lengkap atau kompleks sehat fisik, mental dan sosial. Dengan hidup yang sehat, kita akan dapat mengerjakan segala aktivitas kita dengan mudah dan lancar. Meski demikian, hidup yang sehat tidak menjadi jaminan akan dimiliki oleh setiap orang jika tidak kita sendiri yang berusaha untuk melakukannya. Kita harus selalu membiasakan pola hidup yang sehat agar dapat terhindar dari berbagai penyakit. Usaha untuk mencapai pola hidup yang sehat tidak harus dengan biaya yang mahal.<a name='more'></a> Yang terpenting bagi diri kita adalah mulai dari diri sendiri untuk sesegera mungkin menjalankannya misalnya melakukan hal-hal kecil di sekitar kita. Cukup mudah membiasakan pola hidup sehat mulai dari ketulusan dan kesungguhan niat dari dalam hati untuk benar-benar berusaha mendapatkan kualitas hidup yang sehat. <br />Gaya hidup menurut Suratno dan Rimiasti (2001:282) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat pendapatnya dan mengalokasikan waktu serta mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan.<br />Dengan demikian, apabila kita membiasakan pola gaya hidup sehat maka akan mendapatkan kualitas hidup yang sehat pula.<br />Beberapa cara atau usaha kecil yang dapat saya lakukan dalam menjaga kesekatan pribadi dengan membiasakan pola gaya hidup sehat sekarang ini adalah seperti : <br />1. Membiasakan pada hal-hal kecil terlebih dahulu untuk membentuk hidup yang sehat, seperti peduli pada gejala kecil munculnya penyakit, kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan sebelum makan,<br />2. Mengatur pola makan secara teratur ( Mengawali hari dengan sarapan ).<br />3. Mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. (snack smart, seperti biskuit dan buah)<br />4. Mengurangi kebiasaan mengkonsumsi makanan yang kurang baik bagi kesehatan seperti makanan siap saji, saus, dan mengkonsumsi jenis makan tertentu secara berlebihan.<br />5. Istirahat yang cukup misalnya mengambil kegiatan 10 menit untuk istirahat setiap jam saat membaca dan mengerjakan tugas. Jangan bekerja terlalu banyak atau memforsir tubuh, karena bisa menyebabkan tubuh Anda tidak berfungsi dengan baik.<br />6. Hidup Bersih, menciptakan suasana lingkungan tempat tinggal yang bersih, rapi, nyaman dan asri untuk kita tempati sehari-hari. Selain itu setiap orang paling tidak harus mandi satu kali setiap hari, serta menggunakan obat antiseptik setelah mandi apabila kulitnya sensitif pada air yang kurang bersih . Mengganti celana dan kaus kaki setiap hari.<br />7. Olah raga secara teratur merupakan salah satu kunci untuk gaya hidup sehat juga,.<br />8. Memberikan pengetahuan akan pentingnya menjaga pola hidup yang sehat pada diri sendiri, keluarga atau kerabat, dan lingkungan sekitar.<br />9. Minum vitamin apabila kondisi anda masih belum fit misalnya setelah anda sakit ( minum suplemen atau vitamin yang dianjurkan dokter ).<br />10. Enjoy your self, jangan stres sendiri atas segala sesuatu yang anda kerjakan misalnya dalam menjalani rutininas sehari-hari. Refreshing sesekali pada saat weekend.affinhttp://www.blogger.com/profile/12225129149067115575noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4578174455293879679.post-29604627867179251812011-04-22T07:43:00.000+07:002011-04-22T07:48:59.823+07:00Strategi Belajar PQ4RAda beberapa strategi belajar yang dapat membantu siswa belajar. Nilai dari strategi-strategi belajar itu tergantung pada kekhususan dan kegunaannya. Salah satunya adalah strategi PQ4R. Strategi PQ4R ini digunakan untuk membantu proses belajar mengajar dikelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku. Teknik belajar yang digunakan untuk membantu siswa memahami dan mengingat materi yang mereka baca adalah metode PQ4R yang meliputi preview, question, read, reflect, recite, dan review (Thomas dan Robinson, 1972 dalam Nur, 2005: 34). Prosedur PQ4R ini memusatkan siswa pada pengorganisasian informasi bermakna dan melibatkan siswa pada strategi–strategi lain yang efektif seperti pengajuan pertanyaan, elaborasi dan latihan terdistribusi, kesempatan untuk mereview informasi sepanjang periode waktu tertentu. <a name='more'></a><br />Langkah–langkah yang harus dilakukan dalam strategi belajar PQ4R adalah sebagai berikut: <br />1.Preview<br />Langkah pertama ini dimaksudkan agar siswa membaca selintas dengan cepat sebelum mulai membaca sebuah buku. Siswa dapat memulai dengan membaca topik-topik, subtopik utama, judul, dan subjudul, kalimat-kalimat permulaan, kalimat-kalimat pokok pada permulaan dan akhir suatu paragrap, atau ringkasan pada akhir suatu bab. <br />2.Question<br />Langkah kedua adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri untuk setiap topik yang ada. Awali pertanyaan dengan menggunakan kata “apa, siapa, mengapa, dan bagaimana “. Pengalaman telah menunjukkan bahwa apabila seseorang membaca untuk menjawab sejumlah pertanyaan, maka akan membuat dia membaca lebih hati-hati serta seksama dan akan dapat membantu mengingat apa yang dibaca dengan baik.<br />3.Read<br /> Membaca bacaan secara aktif, yakni dengan cara pikiran siswa harus memberikan reaksi terhadap apa yang dibacanya. Jangan membuat catatan-catatan panjang, cobalah mencari jawaban terhadap semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebelumnya.<br />4. Reflect<br />Reflect bukanlah suatu langkah terpisah dengan langkah ketiga (read), tetapi merupakan suatu komponen esensial dari langkah ketiga tersebut. Selama membaca, pembaca tidak hanya cukup mengingat atau menghafal, tetapi cobalah untuk memahami informasi yang dipresentasikan dengan cara:<br />-Menghubungkan informasi dengan hal-hal yang telah mereka ketahui.<br />-Mengaitkan subtopik-subtopik di dalam teks dengan konsep-konsep atau prinsip utama.<br />-Mencoba untuk memecahkan kontradiksi di dalam informasi yang disajikan.<br />-Mencoba untuk menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah-masalah yang disimulasikan atau dianjurkan dari materi pelajaran tersebut.<br />5.Recite<br />Pada langkah kelima ini, siswa diminta untuk mengingat kembali informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting dengan nyaring dan dengan menanyakan serta menjawab pertanyaan-pertanyaan.<br />6.Review<br />Pada langkah terakhir ini siswa diminta untuk membaca catatan singkat (inti sari) yang telah dibuatnya. Buatlah hubungan seluruh butir catatan, dan pusatkan pertanyaan pada pertanyaaan-pertanyaan anda sendiri.affinhttp://www.blogger.com/profile/12225129149067115575noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4578174455293879679.post-21026129689249344222011-04-22T07:10:00.000+07:002011-04-22T07:38:25.715+07:00BERMAIN-MAIN DENGAN HUKUM ARCHIMEDESMari kita bermain-main dengan Hukum Archimedes. Balon udara merupakan salah satu aplikasi dari Hukum Archimedes. Dimana sebuah balon udara dapat naik ke udara dan melayang pada ketinggian tertentu, disebabkan adanya gaya ke atas yang dilakukan oleh udara. Untuk mencapai hal tersebut, prinsip kimia juga mengajarkan kita tentang mengisi balon dengan gas yang massa molekulnya lebih kecil dari massa rata-rata di udara atau dengan menggunakan gas panas. Balon udara diisi dengan gas yang lebih ringan dari udara misalnya gas Hidrogen (H2) dan Helium (He) sehingga terjadi peristiwa seolah-olah terapung.<a name='more'></a><br />Balon udara naik atau turun merupakan aplikasi dari hukum Archimedes. Dimana gaya apung yang diterima oleh suatu benda yang melayang di dalam fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkannya.<br />Ketika ingin menaikkan balon udara, yaitu pada saat gaya apung sudah lebih berat daripada berat total balon (berat balon dan muatan), sehingga balon udara mulai bergerak naik. Sedangkan apabila ingin menurunkan balon udara yaitu pada saat gaya apung lebih kecil daripada berat balon, dan balon udara akan bergerak turun.affinhttp://www.blogger.com/profile/12225129149067115575noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4578174455293879679.post-72220486988349289052011-04-21T12:50:00.000+07:002011-04-22T07:04:59.508+07:00<h3 style="text-align: justify;font-family:arial;" class="post-title entry-title"> <span style="font-size:100%;"><a href="http://affin-affin.blogspot.com/2011/04/karakteristik-umum-unsur-besi.html">KARAKTERISTIK UMUM UNSUR BESI</a></span> </h3><div style="text-align: justify; font-family: arial;"> </div><div style="text-align: justify; font-family: arial;" class="post-header"> </div><div style="text-align: justify; font-family: arial;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-indent: 36pt; line-height: 150%; text-align: justify;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi merupakan logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya: <a name='more'></a> <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: arial;"> </div><p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent: -18pt; text-align: justify;font-family:arial;"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><span style="">·<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: arial;"> </div><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -18pt; text-align: justify;font-family:times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><span style=""> ·<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: arial;"> </div><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -18pt; text-align: justify;font-family:times new roman;"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><span style=""> ·<span style=""> </span></span></span><!--[endif]--><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 150%;font-family:times new roman;font-size:100%;" >Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih-perak, yang kokoh dan liat. Jaran terdpat bei komersial yang murni, biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silida, fosfida, dan sulfide dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi.<!--more--></span><span style="font-size:100%;"><br /><br /><br /><br /></span></div>affinhttp://www.blogger.com/profile/12225129149067115575noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4578174455293879679.post-11860183058915644642011-04-21T08:56:00.000+07:002011-04-22T06:27:25.997+07:00Absorbsi Asam Humat Tinja Sapi (AHTS) terhadap Logam Timbal (Pb) pada Air Lumpur Lapindo<p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;">Asam humat yang diisolasi dari tinja sapi (AHTS) telah terbukti mampu mengakumulasi atau mengadsorpsi kation Pb (II) dengan efektif dan efasien. Adsorpsi kation Pb (II) oleh AHTS terjadi maksimum pada pH 5 dengan kapasitas ikat 157,492 mg/g AHTS. Isolasi AHTS dari tinja sapi bukan merupakan pekerjaan yang mudah karena harus melalui beberapa tahap isolasi dan rendemen yang dihasilkan tidak banyak yaitu 6,18% sampel untuk tinja sapi yang berumur 100 hari (Suyono, 2002). Oleh karena itu AHTS yang telah mengikat kation<span style=""> </span>Pb (II) perlu didesorpsi agar dapat digunakan kembali untuk proses adsorpsi selanjutnya.<a name='more'></a> </p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;">Menurut Atkins (1999), proses adsorpsi dapat berlangsung dengan dua cara yaitu adsorpsi fisika (<i>fisisorpsi</i>) dan adsorpsi kimia (<i>kimisorpsi</i>).<span style=""> </span>Proses adsorpsi melibatkan gaya-gaya dari paling lemah sampai paling kuat yaitu gaya Van der Waals (E<sub>disosiasi</sub> kurang dari 5 kkal/mol), ikatan hidrogen (E<sub>disosiasi</sub> antara<span style=""> </span>5-10 kkal/mol), ikatan ion (E<sub>disosiasi</sub> antara<span style=""> </span>10-80 kkal/mol) dan ikatan kovalen (E<sub>disosiasi</sub> antara<span style=""> </span>80-100 kkal/mol) (Fessenden dan Fessenden, 1982; Monk, 2004; Stevenson, 1994). Adsorpsi fisika melibatkan gaya-gaya antar molekul seperti gaya Van der Waals<span style=""> </span>dan ikatan hidrogen (Atkins, 1999; Cahyaningrum, 2001; Stevenson, 1994). Adsorpsi kimia melibatkan ikatan ionik dan ikatan kovalen (Atkins, 1999; Oscik, 1982; Stevenson, 1994). Gaya Van der Waals terjadi karena perubahan densitas muatan listrik dari masing-masing atom pada suatu molekul dan interaksi elektrostatik antara dipol-dipol (Monk, 2004; Stevenson, 1994). Ikatan hidrogen terjadi karena atom hidrogen yang bermuatan parsial potitif dari suatu molekul ditarik oleh pasangan elektron dari atom molekul lain yang sangat elektronegatif, seperti oksigen, nitrogen, dan flour (Fessenden dan Fessenden, 1982). Ikatan ionik terjadi antara atom-atom yang selisih elektronegativitasnya besar, sehingga terjadi perpindahan elektron dari atom donor elektron ke atom akseptor elektron (Oktoby et al, 2001). Ikatan kovalen terbentuk antara atom-atom yang selisih elektronegativitasnya kecil, sehingga elektron digunakan bersama di antara atom-atom tersebut (Golberg, 2004; Oktoby et al, 2001). Dua atau lebih jenis ikatan dapat terjadi secara bersamaan antara materi organik dan logam (Stevenson, 1994).</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;">Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Absorbsi Asam Humat Tinja Sapi (AHTS) terhadap Logam Timbal (Pb) pada Air Lumpur Lapindo”.</p> <span style=";font-family:";font-size:12;" >Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan sebuah permasalahan<span style=""> </span>sebagai berikut: “Apakah Asam Humat Tinja Sapi (AHTS) dapat mengadsorbsi logam timbal (Pb) pada air lumpur Lapindo dan berapa besar adsorbsinya?”</span> <p class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="" lang="PT-BR"><span style="">1.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span style="" lang="PT-BR">Tinja Sapi sebagai Sumber Asam Humat<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="PT-BR">Tinja sapi merupakan produk biodegradasi vegetasi yang kaya lignin sehingga tinja sapi dapat digunakan sebagai salah satu sumber asam humat (Suyono, 2002).<span style=""> </span>Tinja sapi potensial untuk digunakan sebagai salah satu sumber asam humat karena tersedia melimpah dan mudah didapat. Seekor sapi dewasa rata-rata setiap tahunnya dapat mengahasilkan 7,5 ton tinja sapi segar atau 5 ton tinja sapi busuk (Soedijanti & Hodmadi, 1982). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suyono (2002) diketahui bahwa asam humat yang diisolasi dari tinja sapi yang berumur 100 hari menghasilkan rendemen asam humat sebanyak 6,18%.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyTextIndent3" style="margin-left: 36pt; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="PT-BR">Dasar pembenaran mengenai adanya kandungan asam humat di dalam tinja sapi adalah teori lignin dalam pembentukan asam humat (Suyono, 2002). Menurut teori lignin, asam humat merupakan representasi dari lignin termodifikasi. Lignin termodifikasi terbentuk akibat pemanfaatan lignin oleh mikroorganisme secara tidak menyeluruh dan melepaskan humus sebagai residunya (Stevenson, 1994). <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="" lang="PT-BR"><span style="">2.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span style="" lang="PT-BR">Karakteristik Asam Humat Tinja Sapi (AHTS)<o:p></o:p></span></b></p> <span style=";font-family:";font-size:12;" lang="PT-BR" >Menurut Suyono (2002) bahwa AHTS memiliki struktur hipotetik yang mendekati struktur hipotetik asam humat Stevenson, karena karakteristik fisikokimia AHTS mirip dengan yang diusulkan oleh Stevenson. </span> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;">Menurut Suyono (2002) AHTS memiliki karakteristik sebagai berikut: </p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Wingdings;"><span style="">Ø<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]-->Berwujud padat, berwarna coklat kehitaman, keras, tidak meleleh pada pemanasan hingga 400<sup>o</sup>C, larut dalam basa, dan tidak larut baik di dalam air maupun pelarut organik (etanol, kloroform, dan CCl<sub>4</sub>).</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Wingdings;"><span style="">Ø<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]-->Terdiri dari rangkaian inti aromatik maupun rantai alifatik</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Wingdings;"><span style="">Ø<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]-->Merupakan suatu makromolekul<span style=""> </span>yang tidak homogen, disusun oleh komponen-komponen senyawa turunan fenol</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Wingdings;"><span style="">Ø<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]-->Memiliki gugus-gugus fungsional karboksil, OH fenolik, dan OCH<span style="position: relative; top: 3.5pt;">3</span><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family:Wingdings;"><span style="">Ø<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]-->Bersifat anionik</p> <p class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="">2.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></b><!--[endif]--><b>Logam Berat Timbal<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="PT-BR">Timbal (Pb) termasuk logam berat karena timbal mempunyai massa atom relatif lebih dari 23 g/mol yaitu 207,20 g/mol (Arsyad, 2001). Pb berwarna abu-abu kebiruan dan termasuk golongan IVA yang dapat larut dalam beberapa pelarut (seperti air, asam nitrat, garam dan EDTA),<span style=""> </span>memiliki<span style=""> </span>massa jenis 11,4 g/ml, titik leleh 327,5 <sup>0</sup>C, titik didih 1755 <sup>0</sup>C, jari-jari ion Pb<sup>2+</sup> 1,32 Å, potensial elektroda standar -0,126 Volt dan mempunyai energi ionisasi -171 kkal (Arsyad, 2001; Darmono, 1995; Khopkar, 2003; Vogel, 1990).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="PT-BR">Pb memiliki nomer atom 82, sehingga terdapat delapan puluh dua elektron yang mengisi orbital-orbitalnya (Brady, 1999). Konfigurasi atom Pb dalam keadaan dasar dapat dituliskan sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="PT-BR"><span style=""> </span></span><sub><span style=";font-family:";" >82</span></sub><span style=";font-family:";" >Pb<span style=""> </span>:<span style=""> </span>1s<sup>2</sup><span style=""> </span>2s<sup>2</sup><span style=""> </span>2p<sup>6</sup><span style=""> </span>3s<sup>2</sup><span style=""> </span>3p<sup>6</sup><span style=""> </span>4s<sup>2</sup><span style=""> </span>3d<sup>10</sup><span style=""> </span>4p<sup>6</sup><span style=""> </span>5s<sup>2</sup><span style=""> </span>4d<sup>10</sup><span style=""> </span>5p<sup>6</sup><span style=""> </span>6s<sup>2</sup><span style=""> </span>4f<sup>14</sup><span style=""> </span>5d<sup>10</sup><span style=""> </span>6p<sup>1</sup><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Kedaan oksidasi Pb yang paling umum adalah +2. Kation Pb<sup>2+</sup> termasuk golongan kation logam pembentuk asam madya. Kation Pb<sup>2+ </sup>dalam air akan mengalami hidrolisis (Arsyad, 2001).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><!--[if gte vml 1]><v:line id="_x0000_s1029" style="'position:absolute;" from="2in,5.55pt" to="189pt,5.55pt"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: absolute; z-index: 251650048; left: 0px; margin-left: 191px; margin-top: 1px; width: 63px; height: 12px;"><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/Server/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" shapes="_x0000_s1029" height="12" width="63" /></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Pb<sup>2+</sup><span style=""> </span>+<span style=""> </span>H<sub>2</sub>O<span style=""> </span>PbOH<sup>+</sup><span style=""> </span>+<span style=""> </span>H<sup>+</sup><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Bila ke dalam larutan Pb<sup>2+</sup> ditambah larutan alkali (seperti KOH) maka akan meningkatkan hasil kali kelarutan antara [Pb<sup>2+</sup>] dengan [OH<sup>-</sup>]. Jika hasil kali kelarutan tersebut lebih besar dari Ksp Pb(OH)<sub>2</sub> (Ksp Pb(OH)<sub>2</sub> = 3 x 10<sup>-6</sup>) maka larutan akan jenuh dan terbentuk endapan putih Pb(OH)<sub>2</sub> (Arsyad, 2001; Day dan Underwood, 1986; Vogel, 1990).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><!--[if gte vml 1]><v:line id="_x0000_s1030" style="'position:absolute;" from="151.5pt,6.45pt" to="196.5pt,6.45pt"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: absolute; z-index: 251651072; left: 0px; margin-left: 201px; margin-top: 3px; width: 63px; height: 12px;"><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/Server/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif" shapes="_x0000_s1030" height="12" width="63" /></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Pb<sup>2+</sup><span style=""> </span>+<span style=""> </span>2OH<sup>-</sup><span style=""> </span>Pb(OH)<sub>2</sub><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Endapan Pb(OH)<sub>2</sub> dapat larut kembali dalam basa berlebih membentuk ion [Pb(OH)<sub>4</sub>]<sup>2-</sup> (Vogel, 1990). <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><!--[if gte vml 1]><v:line id="_x0000_s1031" style="'position:absolute;" from="183.6pt,7.2pt" to="228.6pt,7.2pt"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: absolute; z-index: 251652096; left: 0px; margin-left: 244px; margin-top: 4px; width: 63px; height: 12px;"><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/Server/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif" shapes="_x0000_s1031" height="12" width="63" /></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" >Pb(OH)<sub>2<span style=""> </span></sub><span style=""> </span>+<span style=""> </span>2OH<sup>-</sup><span style=""> </span>[Pb(OH)<sub>4</sub>]<sup>2-</sup><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Pb banyak digunakan dalam industri pembuatan cat, industri percetakan (tinta), industi baterai (aki) dan juga bisa digunakan untuk melapisi logam lain supaya tidak mudah berkarat (Darmono, 1995). Selain bermanfaat logam Pb juga dapat menimbulkan efek negatif berupa pencemaran pada air, udara ataupun tanah, sehingga dapat merugikan makhluk hidup terutama manusia.<!--more--> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Kation Pb (II) dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui absorpsi Pb pada sayuran, asap hasil pembakaran tetraethyl lead (TEL) yang diabsorpsi kulit atau dihirup, serta air minum yang terkontaminasi Pb. Adanya kation Pb (II) dalam darah dan dalam otak mengakibatkan berbagai gangguan fungsi jaringan dan metabolisme, gangguan mulai dari sintesis hemoglobin darah, gangguan pada ginjal, sistem reproduksi penyakit kronis pada sistem saraf, menghambat sistem metabolisme sel serta gangguan fungsi paru-paru (Darmono, 1995; Martaningtyas, 2004).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="">3.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></b><!--[endif]--><b>Reaksi Asam Humat dan Kation Logam<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Pembentukan asam humat adalah salah satu jenis reaksi yang terjadi baik pada sistem teresterial maupun sistem akuatik (Schnitzer, 1991). Asam humat merupakan bahan makromolekul yang memiliki gugus fungsional seperti<span style=""> </span>-COOH, -OH fenolat maupun –OH alkoholat sehingga asam humat dapat membentuk kompleks dengan ion logam (Alimin dkk, 2005; Stevenson, 1994). <span style="">Jumlah kation logam yang diikat asam humat ditentukan oleh nilai keasaman totalnya (Stevenson, 1994). </span>Pengikatan kation logam oleh asam humat terjadi melalui penggantian secara reversibel hidrogen gugus fungsional asam oleh kation logam (Manahan, 1979). <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center"><!--[if gte vml 1]><v:group id="_x0000_s1026" style="'position:absolute;left:0;text-align:left;" coordorigin="1977,3150" coordsize="550,90"> <v:line id="_x0000_s1027" style="'position:absolute;flip:y'" from="1987,3150" to="2527,3162"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line><v:line id="_x0000_s1028" style="'position:absolute;flip:x'" from="1977,3240" to="2517,3240"> <v:stroke endarrow="block"> </v:line></v:group><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: relative; z-index: 251648000;"><span style="position: absolute; left: 261px; top: -1px; width: 41px; height: 18px;"><img src="file:///C:/DOCUME%7E1/Server/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif" shapes="_x0000_s1026 _x0000_s1027 _x0000_s1028" height="18" width="41" /></span></span><!--[endif]--><span style=";font-family:";" lang="ES-CL">M<sup>2+</sup><span style=""> </span>+<span style=""> </span>2 AH<span style=""> </span>MA<sub>2</sub><span style=""> </span>+<span style=""> </span>2H<sup>+</sup><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="ES-CL"><span style=""> </span><span style=""> </span>(Tan, 1995)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="ES-CL"><span style=""> </span>dengan:<span style=""> </span>M<sup>2+</sup> <span style=""> </span>=<span style=""> </span>ion logam<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="ES-CL"><span style=""> </span>AH<span style=""> </span>= Asam humat<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="ES-CL"><span style=""> </span>MA<sub>2</sub><span style=""> </span>= Kompleks logam-asam humat<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyTextIndent3" style="margin-left: 36pt; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="ES-CL">Pembentukan kompleks Pb-AHTS melibatkan dua gugus aktif AHTS yang tidak saling bebas (ikatan kelat). Kelat cincin enam dapat dibentuk oleh gugus-gugus orto fenolik karboksilat dengan kation logam divalen. Sifat pembentuk ikatan kelat, menjadikan AHTS dapat mengikat kation logam dari sistem air walaupun dalam konsentrasi renik (Suyono, 2002).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 1cm; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Asam humat dapat mengikat kation logam baik pada kondisi sedikit asam, netral maupun sedikit basa. Pengikatan maksimal biasanya terjadi pada rentang pH 6,0-8,0, tetapi untuk kation-kation logam pembentuk basa lemah pengikatan efektif terjadi pada pH 5,0 (Stevenson, 1994). Pengaruh perbedaan pH pada kompleks logam-asam humat adalah terjadinya perbedaan tingkat ionisasi gugus COOH (Stevenson, 1994).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyTextIndent3" style="margin-left: 36pt; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Karena strukturnya yang besar, maka AHTS memiliki sifat sebagai asam lemah. Reaksi asam lemah dengan kation logam dipengaruhi oleh konsentrasi kation dan pH sistem. Reaksi AHTS dengan kation timbal dipengaruhi oleh konsentrasi awal timbal. Karena banyaknya sisi aktif yang memiliki potensi untuk mengikat kation timbal, maka pengaruh konsentrasi kation timbal terhadap jumlah timbal diikat oleh AHTS bersifat multiplikatif. Pada konsentrasi timbal yang berlebih (2000 ppm) pH sistem berpengaruh terhadap jumlah timbal diikat oleh AHTS, tetapi tidak demikian untuk konsentrasi timbal yang kecil (1-4 ppm) (Suyono, 2002).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="">1.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></b><!--[endif]--><b>Adsorpsi <o:p></o:p></b></p> <p class="MsoBodyTextIndent3" style="margin-left: 36pt; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Adsorpsi adalah suatu proses penyerapan<span style=""> </span>suatu<span style=""> </span>zat<span style=""> </span>pada<span style=""> </span>permukaan<span style=""> </span>zat<span style=""> </span>lain (Day dan Underwood, 1986). Adsorpsi menyebabkan terjadinya perubahan jumlah molekul (ion atau atom) pada permukaan karena terjadinya ketidakseimbangan gaya pada batas antar permukaan adsorben dan adsorbat (Oscik, 1982). Adsorpsi dapat terjadi bila lapisan muka zat padat menarik spesies ionik atau molekuler dari cairan ke zat padat. Bahan yang teradsorpsi dapat membentuk lapisan yang terdiri dari satu sampai beberapa lapis molekul pada permukaan zat padat (Hartman, 1987).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyTextIndent3" style="margin-left: 36pt; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" >Berdasarkan kekuatan interaksi adsorben dan adsorbat, proses adsorpsi dapat dibedakan dengan dua cara yaitu adsorpsi fisika (<i>fisisorpsi</i>) dan adsorpsi kimia (<i>kimisorpsi</i>) (Atkins, 1999).<span style=""> </span>Energi yang menyertai adsorpsi fisika umumnya rendah yaitu kurang dari 10 kkal/mol, sedangkan energi yang menyertai adsorpsi kimia berkisar antara 10-200 kkal/mol (Amaria, 1998; Levine, 1988).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyTextIndent3" style="margin-left: 36pt; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=";font-family:";" lang="ES-CL">Adsorpsi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="">a.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></b><!--[endif]--><b>Sifat Adsorbat<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;"><span style=""> </span><span style=""> </span>Beberapa sifat adsorbat yang dapat mempengaruhi adsorpsi antara lain sifat adsorbat yang meliputi kelarutan dan massa molekul relatif (Mr) senyawa. Interaksi yang kuat dari pelarut dengan permukaan adsorben merupakan rintangan dan seringkali menurunkan adsorpsi adsorbat. Makin besar kelarutan zat terlarut, ikatan antara zat terlarut-pelarut makin besar sehingga adsorpsi akan semakin kecil. Kenaikan massa molekul relatif senyawa akan menyebabkan zat terlarut lebih mudah teradsorpsi (Cahyaningrum, 2001; Sembiring dan Sinaga, 2003).</p> <p class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="">b.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></b><!--[endif]--><b>Sifat Adsorben<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;">Luas permukaan adsorben sangat berpengaruh terutama untuk tersedianya tempat adsorpsi. Adsorpsi merupakan gejala yang terjadi pada permukaan sehingga besarnya adsorpsi sebanding dengan luas permukaan spesifik. Makin besar luas permukaan makin besar pula adsorpsi yang terjadi (Sembiring dan Sinaga, 2003). Adsorben polar cenderung menyerap lebih kuat adsorbat polar dan adsorbat non polar terserap lebih lemah, sedangkan adsorben non polar cenderung menyerap lebih kuat adsorbat non polar dan adsorbat polar terserap lebih lemah (Cahyaningrum, 2001).</p> <p class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="">c.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></b><!--[endif]--><b>Konsentrasi Adsorbat<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;">Adsorpsi mencapai maksimum jika terjadi kesetimbangan antara konsentrasi adsorbat yang diserap dengan konsentrasi yang tersisa dalam larutan. Semakin besar konsentrasi suatu zat, maka semakin kuat zat tersebut teradsorpsi (Sembiring dan Sinaga, 2003).</p> <p class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="">d.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></b><!--[endif]--><b>Waktu Singgung<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;">Waktu singgung adalah waktu yang diperlukan untuk mencapai kesetimbangan adsorpsi. Pada saat kesetimbangan akan terjadi adsorpsi yang maksimum. Pengadukan juga mempengaruhi waktu singgung. Pengadukan dilakukan untuk memberi kesempatan yang lebih banyak pada adsorben untuk bersinggungan dengan adsorbat (Sembiring dan Sinaga, 2003). </p> <p class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="">e.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></b><!--[endif]--><b>pH Larutan<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: 27pt; line-height: 150%;">Proses adsorpsi dipengaruhi pH larutan. Umumnya adsorpsi bertambah dengan menurunnya pH. Untuk asam-asam organik daya adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut (Sembiring dan Sinaga, 2003). Ionisasi asam humat dikendalikan oleh pH sehingga mempengaruhi kemampuannya untuk mengikat kation logam (Stevenson, 1994). Adsorpsi kation Pb (II) oleh AHTS terjadi maksimum pada pH 5 dengan kapasitas ikat 157,492 mg/g AHTS (Suyono, 2002).</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="" lang="ES-CL"><span style="">1.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span style="" lang="ES-CL">Alat :<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span lang="ES-CL" style="font-family:Wingdings;"><span style="">Ø<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="ES-CL">Gelas Kimia<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span lang="ES-CL" style="font-family:Wingdings;"><span style="">Ø<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="PT-BR">Stirer</span><span style="" lang="ES-CL"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span lang="ES-CL" style="font-family:Wingdings;"><span style="">Ø<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="PT-BR">Sentrifuge</span><span style="" lang="ES-CL"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span lang="ES-CL" style="font-family:Wingdings;"><span style="">Ø<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="PT-BR">Spektrometer Serapan Atom</span><span style="" lang="ES-CL"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="" lang="ES-CL"><span style="">2.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span style="" lang="ES-CL">Bahan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span lang="ES-CL" style="font-family:Wingdings;"><span style="">Ø<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="ES-CL">AHTS<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span lang="ES-CL" style="font-family:Wingdings;"><span style="">Ø<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="">Air Lumpur Lapindo</span><span style="" lang="ES-CL"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span lang="ES-CL" style="font-family:Wingdings;"><span style="">Ø<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="ES-CL">Gas Nitrogen<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;">Berdasarkan penelitihan yang telah dilakukan diperoleh simpulan sebagai berikut :</p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style=";font-family:Wingdings;color:black;" lang="PT-BR"><span style="">Ø<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span lang="PT-BR" style="color:black;">AHTS mampu mengadsorbsi logam Pb yang terdapat pada air lumpur Lapindo<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style=";font-family:Wingdings;color:black;" lang="PT-BR"><span style="">Ø<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span lang="PT-BR" style="color:black;">Logam Pb dari air Lumpur Lapindo yang mampu diadsorbsi oleh AHTS adalah sebesar 0,58 mg/g AHTS.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><b><span style=""><span style=";font-family:";font-size:7;" ></span></span></b><b>DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span style="" lang="ES-CL">Arsyad, M. Natsir. 2000. <i>Kamus Kimia Arti dan Penjelasan.</i> </span><span style="" lang="PT-BR">Makasar: Gramedia Pustaka Utama.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt;"><span style="" lang="PT-BR">Atkins, P. W. 1999. <i>Kimia Fisik</i>. Jilid II. Edisi IV. Jakarta: Erlangga.<i><o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span style="" lang="PT-BR">Day, R. A. dan A. L. Underwood. 1986. <i>Analisis Kimia Kuantitatif.</i> Edisi V. Jakarta: Erlangga.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span style="" lang="PT-BR">Fessenden, Ralp J., dan Fessenden, Joan S. 1982. <i>Kimia Organik</i>. Jilid 1. Edisi III. Jakarta: Erlangga<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span style="" lang="PT-BR">Suyono. 2002.<span style=""> </span><i>Karakteristik Fisikokimia, Kapasitikat Ikat, dan Pola Ikat Asam Humat Tinja Sapi terhadap Katon Timbal</i>. Disertasi . Surabaya: Unirversitas Airlangga.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 12pt 0cm 0.0001pt 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span style="" lang="PT-BR">Vogel. 1990. <i>Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro</i>. Bagian I. Jakarta: Kalman Media pustaka.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></b></p>affinhttp://www.blogger.com/profile/12225129149067115575noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4578174455293879679.post-38701814732995436382011-04-10T14:44:00.001+07:002011-04-22T06:54:59.551+07:00Pengertian Materi<p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">Pengertian materi<o:p></o:p></b></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;">Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Semua benda yang kita temui tersusun oleh materi. Makin besar massa suatu benda, makin banyak materinya dan sebaliknya. Massa adalah jumlah zat atau materi yang terkandung dalam suatu benda. Suatu materi apapun bentuknya ada 3 wujud, yaitu padat, cair, gas. Berdasarkan hasil penelitian terbaru muncul wujud zat yang keempat yaitu plasma.<a name='more'></a> </p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;">Setiap molekul zat memiliki cirinya masing-masing, yaitu :</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;">Ciri Khas Molekul Zat Padat<br />- Gaya tarik menarik sangat kuat<br />- Susunannya berdekatan satu sama lain<br />- Tidak bisa bergerak bebas</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;">- Gerak partikel bersamaan</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;">- Memiliki volume dan bentuk yang tetap</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;">- Tidak mempunyai sifat mengalir</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;">2. Ciri Khas Molekul Zat Cair<br />- Gaya tarik menarik tidak begitu kuat atau lemah<br />- Susunannya tidak beraturan<br />- Jarak antar partikel berdekatan<br />- Bergerak bebas berpindah-pindah tempat secara bersama</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;">- Memiliki volume tetap</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;">- Bentuk berubah</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;">- Mempunyai sifat mengalir</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;">3. Ciri Khas Molekul Zat Gas<br />- gaya tarik menarik sangat kecil<br />- susunannya sangat tidak teratur<br />- letak antar partikel saling berjauhan<br />- bergerak sangat bebas secara individu</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;">- bentuk dan volume berubah</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;">- mempunyai sifat mengalir</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;">Berikut penjelasan dari masin-masing wujud zat</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="ES">Padat</span><o:p></o:p></b></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="ES">Setiap zat padat memiliki bentuk dan volume yang tetap, sebab partikel zat padat saling berdekatan dan terikat kuat oleh gaya antar<span style=""> </span>partikel tersebut. Hal ini menyebabkan volume zat padat tidak dapat dimampatkan menjadi lebih kecil. Partikel-partikel itu mampu menggetarkan tetangga dekatnya, namun partikel-partikel itu tidak mempunyai energi yang cukup untuk keluar dari posisisnya atau melepaskan diri dari ikatannya.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Zat padat dapat berupa kristal atau amorf. Pada kebanyakan zat padat, partikel-partikelnya tertata secara teratur dan berulang. Zat padat yang demikian disebut kristal. Jenis zat padat yang berbeda, mempunyai bentuk kristal yang berbeda pula. Beberapa za zat padat, seperti gelas dan beberapa jenis plastik dan lilin, memiliki susunan partikel yang tidak teratur. Zat padat semacam ini disebut amorf. Susunan zat padat dapat diamati dengan difraksi sinar-X.</span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Cair</span><o:p></o:p></b></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Seperti halnya zat padat, zat cair tidak dapat dimampatkan sehingga volumenya menjadi lebih kecil. Seperti jika kita menekan ke bawah satu liter air dengan tangan kita, volumenya akan tetap satu liter. Zat cair yang dituangkan ke dalam suatu wadah maka zat cair tersebut akan berbentuk seperti wadah tempat zat cair tersebut dituangkan.</span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Menurut teori kinetik zat hal ini disebabkan partikel-partikel zat cair juga saling berdekatan dan merapat. Berbeda dengan zat padat, partikel-partikel zat cair mempunyai energi yang cukup untuk berpindah atau mengembara. Gerak partikel tersebut menyebabkan zat cair mengalir dan mengambil bentuk seperti wadahnya.</span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Gas</span><o:p></o:p></b></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Berbeda dengan zat padat maupun zat cair, gas dapat dimampatkan untuk mengisi ruang yang lebih kecil. Gas memiliki bentuk dan volume yang tidak tetap. Gas juga dapat memuai dan menyusut mengikuti ruang yang tersedia. Hal ini dapat dijelaskan melalui teori kinetik zat, partikel-partikel gas mempunyai energi yang cukup untuk memisahkan diri dari pertikel-partikel lainnya. Oleh karena itu partikel-partikel itu bebas bergerak ke segala arah sampai gas menyebar merata ke seluruh wadahnya. Karena partikel-partikel gas tidak saling berdekatan dan merapat, maka partikel-partikel itu dapat juga dimampatkan ke dalam ruangan yang lebih kecil.<!--more--> <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style="">PERUBAHAN WUJUD<o:p></o:p></b></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="ES">Ada beberapa perubahan wujud suatu zat yaitu melebur, membeku, menguap, menyublim dan mengembun.</span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="ES">Peleburan</span><o:p></o:p></b></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="ES">Peleburan adalah suatu peristiwa perubahan wujud zat padat menjadi zat cair. Contoh peleburan dalam kehidupan sehari-hari adalah seperti ketika kita memasukkan es ke dalam air hangat maka kita akan mengamati bahwa es itu segera mencair setelah dimasukkan.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="ES">Pembekuan</span></b></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="ES">Pembekuan adalah suatu peristiwa perubahan wujud zat cair menjadi zat padat. Contoh pembekuan dalam kehidupan sehari-hari adalah seperti ketika kita memasukkan air ke dalam ruang pembeku almari es dan kita tunggu berapa jam maka kita akan mengamati bahwa air yang kita masukkan telah berubah menjadi es batu.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="ES">Penguapan</span><o:p></o:p></b></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="ES">Penguapan adalah suatu peristiwa perubahan wujud zat cair menjadi gas. Contoh penguapan dalam kehidupan sehari-hari adalah seperti ketika kita merebus. Air yang kita rebus setelah beberapa saat akan mendidih dan banyak uap air di atas permukaan air yang mendidih tersebut.</span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="ES">Penyubliman</span><o:p></o:p></b></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="ES">Penyubliman adalah suatu peristiwa perubahan wujud zat padat menjadi gas. Contoh penyubliman dalam kehidupan sehari-hari adalah seperti ketika kita meletakkan kapur barus di ruangan terbuka dalam waktu yang cukup lama, kemudian kita mengamati kapur barus tersebut ternyata ukuran kapur barus tersebut tidak tetap. Makin lama kapur barus tersebut menjadi kecil ukurannya. Peristiwa penyusutan ini karena sebagian besar kapur barus telah berubah menjadi gas.</span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="ES">Pengembunan</span><o:p></o:p></b></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="ES">Pengembunan adalah suatu peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi cair. Contoh pengembunan dalam kehidupan sehari-hari adalah seperti ketika kita mengamati adanya titik-titik air di luar gelas yang berisi air es. Titik-titik air pada gelas itu merupakan uap air di udara yang berubah menjadi air.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><o:p> </o:p></b></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;"><b style=""><span style="" lang="SV">PLASMA<o:p></o:p></span></b></p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;">Plasma adalah gas yang terionisasi, artinya gas tersebut sudah kehilangan elektron-elektronnya. Kita tahu bahwa sebuah unsur terdiri atas elektron dan nukleus (yang terdiri atas proton dan neutron). Dalam zat padat, atom-atom terikat satu sama lain membentuk molekul, yang masing-masing terikat dalam suatu ikatan kimia yang kuat. Pada zat cair, molekul-molekul terikat dalam ikatan kimia lemah, dan dalam gas, molekul-molekul terpisah satu sama lain tanpa adanya ikatan kimia.</p> <p style="text-align: justify; line-height: 150%;">Dalam plasma, unsur-unsur tersebut tidak lagi bersatu membentuk molekul, dan unsur-unsur tersebut kehilangan elektron-elektronnya. Jadi dalam plasma, yang ada adalah sebuah “sup” yang terdiri atas nukleus dan elektron.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Karena plasma memiliki banyak elektron bebas, maka plasma dapat menjadi konduktor yang baik sekali. Contoh plasma adalah lampu neon atau display komputer.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p><br />Plasma sifatnya berbeda menurut komposisi partikel-partikel bermuatannya, sehingga plasma seringkali dipandang sebagai fase ke empat dari zat. Fase zat klasik yang sudah kita kenal adalah fase gas, cair, dan padat. Jadi, yang keempat adalah fase plasma.</p>affinhttp://www.blogger.com/profile/12225129149067115575noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4578174455293879679.post-84529993613122584102009-03-06T12:52:00.000+07:002009-03-06T13:00:42.844+07:00<div style="text-align: center;">Belum sempat pejam bersama malam terasa terlewatkan<br />menulis dengan media membaca hatibertanda gelisah<br />hasutan tak berguna tumpah sengaja<br />lemah raga pasti kemungkinanpenyebab<br />kosong tak bertuan pergi segala arah angan<br />melawan lupakan acuh<br />menindas jalan pasrah masa bodoh<br /></div>affinhttp://www.blogger.com/profile/12225129149067115575noreply@blogger.com0